Pendidikan sebenarnya lebih dari sekadar memisahkan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk meraih tujuan yang sempit. la juga membuka mata seorang anak bagi kebutuhan dan hak-hak sesamanya. Kita harus menunjukkan kepada anak-anak bahwa aksi mereka akan memiliki dimensi universal. Dan kita harus menemukan cara untuk membangun rasa simpati mereka yang wajar supaya mereka memiliki rasa tanggung jawab terhadap sesama. Karena inilah yang sebenarnya mencetuskan tindakan kita. Memang, kalau kita harus memilih antara pengetahuan dan kebajikan, maka yang terakhir itu lebih bernilai. Hati yang baik, yang merupakan buah dari kebajikan, adalah manfaat yang besar bagi kemanusiaan. Hanya ilmu pengetahuan semata, tidaklah bermanfaat.
Tujuan mulia pendidikan sering kali terabaikan karena proses pendidikan, karena mereka lebih mementingkan muatan politik dari pada visi, misi dan sejarahnya. Tak ayal karena ulah mereka pendidikan di Negara kita masih tertinggal. Padahal mutu pendidikan di Indonesia harus selalu ditingkatkan agar tidak tertinggal dengan negara maju.
Disamping itu aspek-aspek pendidikan harus diperhatikan karena itu juga sangat mendukung keberhasilan mutu pendidikan di suatu Negara yang sedang berkembang. Misalnya fasilitas atau sarana prasarana serta peran dan tekhnik seorang guru dalam mengajar.
Dalam menyampaikan pendidikan dibutuhkan pembimbing yang professional, dalam artian seorang pembimbing (guru) yang faham sekaligus dapat memahamkan yang dibimbing (siswa).
Sudah menjadi rahasia umum bahwa apa yang dipelajari anak-anak tentang tingkah-laku etis di sekolah harus dipraktikkan lebih dahulu. Di sini, para guru memiliki tanggung jawab khusus. Melalui tingkah laku mereka sendiri, mereka dapat membuat anak-anak mengingat mereka sepanjang hayat. Jika tingkah laku ini dijadikan prinsip, didisiplinkan, dan dituangkan menjadi belas kasihan maka nilai-nilai mereka akan tertanam di benak si anak. Karena, pelajaran-pelajaran yang diajarkan oleh seorang guru dengan motivasi yang positif akan meresap lebih dalam di benak para siswanya.
Di dalam kelas seorang guru juga dapat tampil sebagai sosok yang mampu membuat siswa berpikir divergent dengan memberikan berbagai pertanyaan yang jawabnya tidak sekedar terkait dengan fakta, ya-tidak. Seorang guru di kelas dapat merumuskan pertanyaan kepada siswa yang memerlukan jawaban secara kreatif, imajinatif – hipotetik, dan sintetik.Sebaliknya, dengan otoritasnya di kelas yang begitu besar itu, bagi seorang guru juga tidak menutup kemungkinan untuk tampil sebagai sosok yang membosankan, instruktif, dan tidak mampu menjadi idola bagi siswa di kelas. Bahkan dia juga bisa berkembang ke arah proses pembelajaran yang secara tidak sadar mematikan kreativitas, menumpulkan daya nalar, mengabaikan aspek afektif.
By: Team BS Manela
Sumber : Ancient Wisdom, Modern World
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
0 komentar to “PERAN GURU DALAM PROSES PENDIDIKAN”
Posting Komentar